BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Islam di Nusantara secara pesat juga memberi dampak
bertambah banyak pembelajar dan pengkaji bahasa Arab di
Indonesia.
Moeliono (1989) menyebutkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa dengan
tujuan khusus, karena banyaknya ungkapan dan kata yang berasal dari bahasa ini masuk
dalam kosa kata
bahasa Indonesia khususnya
dalam masalah
peribadatan,
Paham atau
tidak
paham
maknanya dalam
hal peribadatan umat muslim menggunakan bahasa Arab. Dilihat dari strukturnya, bahasa Arab berbeda dengan
bahasa indonesia yang berumpun Austronesia, bahasa Arab merupakan
anggota bahasa Semit kuno sebagaimana bahasa Ibrani, bahasa Yahudi,
bahasa Amhar dan bahasa Aramy. Perbedaan rumpun bahasa ini
berimplikasi pada perbedaan tipologisnya, rumput bahasa Semitis pada umumnya bertipe fleksi, sedangkan bahasa Autronesia bertipe aglutanasi.
Bahasa dengan tioe fleksi dalam pembentukan katanya dilakukan dengan
cara
modifikasi internal kata, sedangkan bahasa dengan tipe aglutinasi dilakukan dengan
cara
afiksasi tanpa mengubah bentuk dasarnya.
Namun seperti
halnya
pembagian
bahasa dalam
kajian linguistik
umum, kata
dalam bahasa Arab juga terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu ghairu mahshūr (open class) dan mahshūr (closed class). Pembagian
yang
pertama meliputi kata yang jumlahnya tidak terbatas, yaitu kata yang
dapat menunjukkan makna yang memiliki acuan (referen) kategori yang termasuk open class yaitu isim (nomina) dan fi’il
(verba).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Kata dalam Bahasa Arab terbagi dalam
berapa jenis ?
2.
Apa yang dimaksud dengan ISIM ?
3.
Apa yang dimaksud dengan FI’IL ?
4.
Apa yang dimaksud dengan HARF ?
1.3
Tujuan
Sesuai dengan
latar
belakang dan rumusan masalah
yang telah dikemukakan
diatas, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Mampu mengetahui
pembagian jenis kata dalam Bahasa Arab
2. Mampu memahami apa
itu ISIM, FI’IL, HARF
3. Syarat memenuhi
tugas Bahasa Arab
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembagian
Jenis Kata dalam Bahasa Arab
Semua bahasa manusia
tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1.
Satuan bunyi yang
disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2.
Susunan huruf yang
memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
3.
Rangkaian kata yang
mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya sedang shalat di masjid).
Dalam tata
bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1.
ISIM ( اِسْم )
atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
atau sebuah kata yang memiliki akna sendiri, dan makna tersebut tidak
terkait dan tak ada sangkut pautnya dengan waktu, mislanya القتل (membunuh)
adalah sebuah isim dari kata kerja قتل yang juga bisa bermakna membunuh.
namun perbedaannya adalah, isim (membunuh yang pertama tidak ada kaitannya
dengan waktu, ia hanyalah nama (isim) untuk menyebutkan pekerjaan membunuh.
sedangkan kata kerja (membunuh) yang kedua adalah kata kerja bentuk lampau
atau فعل
ماض yang berarti sudah membunuh dan memang adalah sebuah
pekerjaan yang menghilangkan nyawa sesuatu, jadi itulah yang disebut fi'il dan
letak perbedaannya dengan isim.
dapat disimpulkan bahwa isim tidak hanya terbatas pada kata benda saja,
namun lebih luas.
2.
FI'IL ( فِعْل )
atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya sedang shalat)
atau sebuah kata yang memiliki makna sendiri dan berkaitan dengan waktu,
antara bentuk lampau, sekarang, dan yang akan datang. yang seperti contoh
diatas yang berarti melakukan sesuatu dengan kaitan waktu saat ini atau sedang
berlangsung.
3.
HARF ( حَرْف )
atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
adalah sebuah kata yang bukan kriteria isim maupun fi'il, Huruf tidak
akan bermakna jika tidak digabungkan dengan kata kerja atau kata benda.
misalnya sebagai contoh, Harf في (dalam) tidak akan bermakna apa-apa jika
tidak digandengkan dengan isim misalnya kata البيت (rumah), ketikat
disandingkan maka harf akan memberikan makna di dalam rumah.
2.2 Pengertian Isim
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala
sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang
bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak
(tidak dijangkau diindera).
Ciri ciri Isim
Isim
memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
- Berharokat
kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka
bisa dikatakan ia adalah isim.
- Tanwin
: Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
- Terdapat لا pada awal kata.
Perlu
diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan لا,
maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim
tidak boleh kemasukan tanda لا dan tanwin pada
satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik
itu لا saja atau tanwin saja.
4.
Terletak setelah huruf jer
Diantara
huruf-huruf jer adalah : (مِنْ – إِلَى – عَنْ – عَلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – كَا – لِـ.. )
مِنْ
: Dari عَنْ :
Dari
بِـ
: Dengan
إِلَى
: Ke لِـ
: Milik,
Kepunyaan
كَا
: Seperti
عَلَى
: Di atas رُبَّ
: Betapa banyak, acapkali فِي : Di dalam
Contoh :
فِي بَيْتٍ
مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
Dari contoh
di atas, kata بَيْتٍ dan بُيُوْتِ , termasuk isim karena terletak setelah
huruf jer.
5. Idhofah (penyandaran) =
Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata
yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar
adalah isim.
Contoh
: كِتَابُ مُحَمَّدٍ
: Kitabnya Muhammad
دِيْنُ الإِسْلاَمِ
: Agama Islam
Kata pertama
sebagai mudhof (yang disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang
menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
2.3 Pengertian fi’il
Fi’il adalah kalimat (kata) yang
menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman, dengan kata
lain fi’il ialah kata kerja.
Fi’il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu
terjadinya:
- Fi’il Madhy / Kata kerja Bentuk Lampau
Fi’il madhi adalah kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum
masa pembicara. Tanda-tanda fi’il madhi adalah selamanya difathahkan huruf
akhirnya.
- Fi’il Mudhari’ / Kata Kerja Bentuk Sedang atau Akan
Fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukkan bentuk kejadian saat
berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya. Fi’il
mudhari itu harus dirafa’kan huruf akhirnya dan huruf awalnya harus memakai
salah satu dari huruf zaidah yang empat yaitu: hamzah, nun, ya, dan ta.
- Fi’il Amar / Kata
Kerja Perintah
Fi’il amar adalah lafadz yang
menunjukkan kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang. Tandanya adalah
jazm dengan huruf sukun, dengan membuang huruf illat, dan dengan membuang huruf
sukun.
2.4 Pengertian
harf (Kata Tugas)
Harf adalah semua jenis kata selain
Isim dan Fi’il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang
jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.
Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:
1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan)
di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang
tidak mempunyai arti. Contoh:
أَعُوْذُ
بِاللهِ
|
= aku berlindung kepada Allah
|
كَفَى
بِاللهِ شَهِيْدًا
|
= cukuplah Allah (sebagai) saksi
|
2. Harf وَ mempunyai
dua fungsi:
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ
أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ
|
= Ahmad dan Ali telah pergi
|
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ
|
= demi waktu
(Ashar)
|
Perlu dicamkan,
bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu
wata’ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil
pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh
bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama
makhluq.
3. Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa fungsi:
a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ
مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضِ
|
= kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
|
b) TA’LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ
لِلتَّعْلِيْمِ
|
= saya pergi ke sekolah untuk belajar
|
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
لِيُنْفِقْ
ذُوْ سَعَةٍ
|
= hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)
|
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ
الْحَقِّ
|
= sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
|
4. Harf إِنْ mempunyai dua macam arti:
a) Berarti “jika”. Contoh:
إِنْ
تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ
|
= jika kalian
menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.
|
b) Berarti “tidak”, bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali). Contoh:
إِنْ
أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ
|
= tidak lain
kalian hanyalah berdusta
|
5. Harf لاَ juga ada dua macam:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ
إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ
|
= tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
|
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا
إِلاَّ اللهَ
|
= jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam Bahasa
Arab, kata dapat dibagi menjadi tiga kelompok: ada isim (اسم), fi'il (فعل), dan harf (حرف). Apa itu isim, fi'il, dan harf?
- Isim (اسم) adalah kata bermakna yang tidak
terikat oleh waktu. Isim dalam bahasa Arab juga melingkupi kata sifat
(adverb), kata ganti (pronoun), dan kata keterangan (adjektiva) yang ada
di dalam bahasa Indonesia. Contoh: كِتاب (buku),
مُسافِر (musafir), جَميل (cantik).
- Fi'il (فعل) adalah kata bermakna yang terikat
oleh waktu. Contoh: ُأَدرُس (saya
sedang belajar), دَرَستُ (saya pernah
belajar), سَأَدرُسُ (saya akan
belajar).
- Harf (حرف) 1) adalah kata yang tidak terlalu bermakna
kecuali jika bergabung dengan kelompok kata selainnya. Bentuk kata lain
dalam bahasa Indonesia yang termasuk dalam kelompok harf adalah: artikel
(sebuah, seorang, itu), kata depan (di, ke, pada, dari), kata penghubung
(dan, tapi, atau, maupun). Contoh: في (di), َّثُم (kemudian), إِلاَّ (kecuali).
3.2 Daftar
Pustaka
·
Wikipedia.org
·
http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-dan-tanda.html.
diakses pada 09 November 2011.on >z : � @� font-style: normal; font-variant:
normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal;
orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none;
white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px; -webkit-text-size-adjust:
auto; -webkit-text-stroke-width: 0px;">2)
0 komentar:
Posting Komentar