Kumpulan Laporan Praktikum Kimia

Kamis, 30 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK II PERCOBAAN IV ESTERIFIKASI FENOL : SINTESIS ASAM EUGENOKSIASETAT DARI EUGENOL (MINYAK CENGKEH) DAN SINTESIS METIL SALISILAT DARI TABLET ASPIRIN



LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK II
PERCOBAAN IV
ESTERIFIKASI FENOL : SINTESIS ASAM EUGENOKSIASETAT DARI EUGENOL (MINYAK CENGKEH) DAN SINTESIS METIL SALISILAT DARI TABLET ASPIRIN
“disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum organik II”
 








Tanggal praktikum                   : Senin, 12  Maret 2017
Tanggal Laporan             : Senin, 27 Maret 2017


Oleh:
Gilman Ali Reza
1147040031


LABORATORIUM ORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017

      1.            TUJUAN
1.1    Mensisntesis asam eugenoksi asetat dari Minyak Cengkeh (Eugenol).
1.2    Menentukan nilai Rf asam eugenoksi dari Minyak Cengkeh (Eugenol).
1.3    Mensisntesis metil salisilat dari tablet aspirin
1.4    Menentukan nilai Rf metil salisilat dari tablet aspirin
1.5    Menentukan titik leleh produk dari sintesis asam eugenoksi asetat
      2.            TEORI DASAR
2.1  Eugenol
Eugenol telah banyak disintesis menjadi beberapa senyawa, turunannya oleh beberapa peneliti terdahulu. Eugenol metil eter dan eugenol etil eter merupakan senyawa turunan dari eugenol yang sangat luas digunakan sebagai komposisi parfum. Senyawa ini dibuat melalui reaksi sintesis eter Wiliamson. Eugenol juga dapat disintesis menjadi eugenil asetat dan eugenol benzoat dengan metode Schotten-Baumann dan Vanilin dengan melalui tahapan isomeritas eugenol.
Bunga cengkeh kering kebanyakan digunakan oleh pabrik rokok kretek di Indonesia. Minyak cengkeh kebanyakan diekspor dan sedikit yang diproses untuk menjadi jenis produk yang bernilai ekonomis tinggi.
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, baik flora maupun fauna. Sumber daya alam ini merupakan salah satu faktor pendukung dan penggerak dalam pembangunan bangsa Indonesia. Di Indonesia dikenal beberapa flora penghasil minyak atsiri yang salah satunya berasal dari tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum L).  Famili dari Myrtaceae. Tanaman cengkeh yang berasal dari maluku ini sudah banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya.
Minyak cengkeh di Indonesia kegunaannya masih sangat terbatas sebagai minyak gosok untuk penyembuh rasa sakit. Sebagai obat tradisional, cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, mual, muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung dan lain-lain. Sejauh ini minyak cengkeh belum banyak diproses menjadi bahan baku yang lebih bermanfaat sebagai senyawa turunannya. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan nilai tambah minyak atsiri ini melalui isolasi komponen utamanya sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sebagai negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk parfum dan sabun melalui industri, membutuhkan banyak bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh karena itu ketersediaan bahan dasar dalam negeri, maka perlu dicari alternatif lain dengan memanfaatkan cengkeh sebagai salah satu hasil alam Indonesia yang sangat melimpah. Salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk sintesis eugenil asetat yang merupakan salah satu campuran bahan dasar dalam industri parfum dan sabun adalah dengan memanfaatkan eugenol yang dihasilkan dari minyak cengkeh. Eugenol memiliki gugus-OH yang dapat mengalami reaksi anhidrida asam asetat menghsilkan eugenil asetat melalui reaksi esterifikasi. Struktur eugenol mengandung gugus –OH  yang terikat pada cincin benzena, memungkinkan penggunaannya dalam mensintesis eugenil asetat.
Metil Eugenol dapat dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri dan farmasi, sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga menjadi komponen utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat Vanilin.Campuran eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam kedokteran gigi, untuk aplikasi restorasi (prostodinka).Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2 - metoksi - 4 - (2 – propenil) fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alil benzena dari senyawa-senyawa fenol.
Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak. Sumber diaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis dan salam.Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik, aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut.
Turunan-turunan eugenol dimanfaatkan dalam industri parfum dan penyedap pala. Metil eugenol digunakan sebagai atraaktan. Lalat buah jantan terpikat oleh metil eugenol karena senyawa ini adalah feromon seks yang dikeluarkan oleh betina, selain itu, beberapa bunga melepaskan metil eugenol ke udara untuk memikat lalat buah menghampirinya dam membantu penyerbukan. Turunan lainnya dipakai sebagai penyerap uv, analgesika, biosida dan antiseptika. Pemanfaatan lainnya adalah sebagai stabilisator  dan antioksidan dalam pembuatan plastik dan karet.

2.2  Metil Salisilat
Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. (Bachtiar, 2014) Metil salisilat (wintergreenoil ) adalah suatu ester organik yang secara alami diproduksi oleh banyak spesies tanaman. Beberapa tanaman yang memproduksinya disebut wintergreens. Metil salisilat adalah konstituen utama minyak dari wintergreen yang merupakan minyak wangi alami. Metil salisilat mempunyai sifat tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berminyak, cair dengan bau yang khas, wintergreen nama lain untuk metil salisilat meliputi: Minyak dari Wintergreen (sintetis), Wintergreen Oil (sintetis), Gautheria Oil (buatan), Birch Manis minyak, Minyak Betula, dan Minyak Teaberry. Karakteristik metil salisilat:
1.      Sukar larut dalam air, larut dalam ethanol dan dalam asetat glasial
2.      Merupakan cairan tidak berwarna
3.      Bobot molekul 152,14 gram/mol 
4.      Titik didih: 219° C-224° C
5.      Masa jenis 1,174 gram/ml
6.      Mempunyai bau khas, dan  rasa yang pedas
7.      Indeks bias 1,535 sampai 1,538
Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat.




Gambar 1. Reaksi Pembentukan Metil Salisilat

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara tropikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal adalah asam asetil salisilat. Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
Asam salisilat merupakan senyawa kimia yang penting bagi kehidupan sehari-hari begitu juga metil salisilat. Asam salisilat bermanfaat sebagai analgesik serta pembuatan bahan baku untuk keperluan farmasi. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gulaan, pasta gigi, antiseptik dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada dan rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsam. Secara teknik metil salisilat pun digunakan sebagai bahan pencelup pada fiber polyester, fiber tracetate dan fiber sintetik lainnya.(Bachtiar, 2014).
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1981).
Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester (Anonima, 2009).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen) (Clark, 2007).
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik (Supardani, dkk., 2006).
Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari alkoholisis asam klorida, asam anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya asam sulfat atau asam lewis dan asam hidroklorida. (Pramugiyan, 2010)
Jika ditambahkan sejumlah besar katalis asam, katalis mengubah lingkungan dalam sistem dan sebagian dihilangkan melalui hidrasi air terbentuk dalam reaksi ini. Untuk membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bias memanaskan secara perlahan sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Ini dapat mencegah terjadinya reaksi balik (Pramugiyan, 2010).
Variabel yang berpengaruh adalah
1.      Suhu
Hal ini dikarenakan sifat dari reaksi yang eksotermis dan suhu dapat mempengaruhi harga konstanta kecepatan reaksi.
2.      Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan sifatnya reversible maka salah satu pereaktan harus dibuat berlebih agar optimal dalam pembentukan produk ester yang ingin dihasilkan.
3.      Pencampuran
Dengan adanya pengadukan saat pencampuran maka molekul-molekul pereaktan dapat mengalami tumbukan yang lebih sering sehingga reaksi dapat berjalan lebih optimal.
4.      Katalis
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat.

      3.            ALAT DAN BAHAN
·         Alat
Nama Alat
Jumlah
·      Labu Erlenmeyer
·      Penangas air
·      Gelas kimia
·      Spatula
·      pH Universal
·      kertas lakmus
·      corong Buchner
·      Gelas kimia
·      Penangas es
·      Mortal alu
·      Labu Bundar
·      Klem dan statif
·      Alat refluks
·      Corong pisah  
·         2 buah
·         1 buah
·         2 buah
·         1 buah
·         1 buah
·         -
·         1 buah
·         1 buah
·         1 buah
·         1buah
·         1buah
·         1 buah
·         1 set
·         1 buah



·         Bahan

Nama Alat
Jumlah
·         NaOH
·         Aquades
·         Minyak cengkeh
·         Asam monokloroasetat
·         Na2CO3
·         HCl
·         Es
·         N-heksana
·         Etanol
·         Aspirin
·         Methanol
·         Diklorometan
·         Natrium sulfat
·         Silica gel
·         Etil asetat
·         Kloroform
·         0,3 gram
·         secukupnya
·         1 mL
·         0,5 gram
·         -
·         -
·         secukupnya
·         2,5 mL
·         -
·         4 tablet
·         15 mL
·         15 mL
·         10 sendok
·         2 buah
·         5 mL
·         5 ml









      4.            PROSEDUR PERCOBAAN
4.1  Bagian I
4.1.1 Tahap I
a.       0,3 gram NaOH dilarukan dalam 1,5 mL aqua dm dalam labu Erlenmeyer 50 mL dan kemudian tambahkan 1 mL minyak cengkeh. Labu Erlenmeyer disimpan dipenangas air pada suhu 80-90 °C sambil diaduk dengan pengaduk magnetic.
b.      0,5 gram asam monokloroasetat dalam 2,5 mL aqua dm didalam gelas kimia 25 mL atau 50 mL kemudian aduk dengan spatula. Secara perlahan-lahan tambahkan Na2CO3 hingga larutan menjadi basa, diukur pHnya menggunakan pH universal.
4.1.2        Tahap II
a.       Perlahan larutan A ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer berisi larutan yang disiapkan pada tahap I bagian a dan lanjutkan pengadukan pada suhu 90-95 °C selama 1 jam.
b.      Bongkahan es ditambahkan kedalam larutan B dan aduk hingga minyak berwarna kuning berubah menjadi padat. Isolasi padatan dengan penyaringan isap menggunakan corong Buchner. Padatan dicuci dengan air sehingga diperoleh padatan kasar berwarna kuning pucat.
4.1.3        Tahap III
a.       Padatan kasar dipindahkan kedalam gelas kimia 100 mL, tambahkan 30 mL air panas dan pemanasan dilanjutkan hingga mendidih selama 5-10 menit, kemudian dinginkan dengan air keran mengalir dan kemudian dalam penangas air.
b.      Isolasi produk dengan penyaringan isap menggunakan corong Buchner atau kaca masir, padatan dicuci beberapa kali dengan air dingin hingga Kristal jarum berwarna putih. Padatan dikeringkan dalam oven selama 1 jam. Produk hasil isolasi kemudian ditimbang dan dihitung rendemennya.
c.       Uji KLT dilakukan terhadap produk dan reaktan menggunakan eluen n-heksana : etil asetat:etanol (1:1:1:5). Reaktan dan produk dilarutkan dalam etanol dengan menotolkan pada pelat KLT.

4.2      Bagian II
Empat tablet aspirin digerus dalam mortar, kemudian ditambahkan kedalammnya 10 mL methanol dan aduk selama 10 menit. Larutan disaring dan ditampung filtratnya dalam labu bundar 50 mL, residu pada kertas saring kemudian dibilas dengan 1 mL methanol. Larutan filtrat ditempatkan dalam labu bundar tersebut dalam penangas es, kedalam filtrate ditambahkan 0,3 mL asam sulfat pekat dan 4 mL methanol. Klem labu bundar tersebut dalam statif, kedalam labu bundar dimasukan batang pengaduk magnetic. Larutan direfluks dalam penangas air pada suhu 60-70 °C selama 90 menit. Campuran reaksi kemudian didinginkan hingga suhu ruang, kemudian larutan dipindahkan kedalam corong pisah. 5 mL larutan natrium bikarbonat ditambahkan kedalam larutan yang berada didalam corong pisah, kemudian ditambahkan secara perlahan 5 mL diklorometana, lakukan ekstraksi dan pisahkan fasa organic. Ekstraksi dilakukan secara berulang terhadap fasa air dengan menambahkan 5 mL diklorometan sebanyak 2 kali. Semua fasa organic kemudian dicampurkan dan ditambahkan natrium sulfat anhidrat kemudian saring dan filtratnya diambil. Pada pelarut pasa oraganik dilakukan penguapan didalam penangas air untuk memperoleh produk berupa cairan minyak bening dan berbau khas. Produk yang berupa cairan kemudian dilakukan uji KLT dengan pereaksi menggunakan pelat KLT silika gel G60F254 dengan eluen etil asetat:n-heksan 1:4. Reaktan dan produk dilarutkan dalam etanol untuk menotolkan noda pada pelat KLT.










5            CARA KERJA DAN PENGAMATAN
5.1 Sintesis Asam Eugenoksi Asetat
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
Tahap 1 :
Bagian (a)
·         NaOH ditimbang sebanyak 0,3 g
·         NaOH berupa kristal berwarna kuning
·         Ditambahkan 1,5 mL akuades
·         Larutan tidak berwarna. larutan hangat
·         Ditambahkan 1 mL minyak cengkeh
·         Larutan menjadi berwarna kuning dan menggumpal kuning (beberapa lama setelah ditambahkan)
·         Dipanaskan dalam penangas air pada T = 80 ºC sambil di aduk dengan magnetic stirrer
·         Menjadi larutan berwarna kuning tua
Bagian (b)
·         Asam monokloroasetat ditimbang sebanyak 0,5150 g dalam labu erlenmeyer 50 Ml
·         Asam monokloroasetat berupa padatan putih
·         Dilarutkan dengan 2,5 mL akuades, aduk
·         Asam monokloroasetat larut, menjadi larutan tidak berwarna
·         Ditambahkan Na2CO3 hingga menjadi basa dan diukur pHnya → Larutan A
·         Berbuih putih, melarut  menjadi larutan tak berwarna dengan pH= 8
Tahap 2
·         Larutan A ditambahkan ke hasil tahap 1  (a) (NaOH+aquades+minyak cengkeh)
·         Menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan
·         Diaduk dalam penangas air bersuhu 90-95 oC selama 1 jam
·         Larutan menggumpal seperti karamel , berwarna kuning kecoklatan
·         Gumpalan dalam labu didinginkan di air kran mengalir
·         Gumpalan mendingin
·         Diasamkan dengan HCl (1:1) 3 M (Larutan B)
·         Didapat pH larutan = 6
·         Ditambahkan 5-10 g bongkahan es
·         Terbentuk sedikit kristal
·         Didiamkan hingga terbentuk Kristal
·         Es mencair dan didapat sedikit sekali gumpalan pada larutan
·         Hasil sintesis diiekstraksi dengan 5 mL Etil asetat dalam corong pisah (duplo)
·         Fasa atas : Cairan berwarna jingga, bening (fasa organik)
Fasa bawah : Cairan berwarna jingga, keruh dan sedikit kental (fasa air)
·         Fasa organik di ambil dan ditambahkan 10 sendok Na2SO4
·         Serbuk Na2SO4 tidak larut sempurna Fasa organik berkurang
·         Saring dengan kertas saring
·         Filtrat berwarna jingga pudar
Tahap 3 : Uji KLT
·         Plat KLT di gunting
·         Panjang plat KLT 5,5 cm
·         Filtrat hasil penyaringan di totolkan pada plat KLT
·         Noda berwarna jingga
·         Plat KLT di celupkan dalam gelas kimia berisi eluen (n-heksana) sebanyak 2 mL
·          n-heksana berupa cairan tidak berwarna
·         Gelas kimia di tutup dengan rapat
·         Eluen merambat pada plat KLT
·         Plat KLT disinari UV
·         Terdapat noda pada jarak 1 cm
·         Dihitung nilai Rf
·         Rf = 0,2222

5.2 Sintesis Metil Salisilat dari tablet aspirin
Perlakuan
Hasil pengamatan
·         4 tablet aspirin
·         tablet berwarna putih
·         digerus dalam mortar
·         Serbuk berwarna putih
·         ditambahkan 10 ml methanol
·         Aspirin tidak larut sempurna
·         diaduk selama 10 menit
·         Aspirin tidak larut sempurna
·         disaring larutan dan dimasukan filtrat kedalam labu bundar
·         Residu: berwarna putih
·         Filtrat : larutan tak berwarna
·         Fitrat dimasukan kedalam labu bundar
·         Filtrat dalam labu bundar
·         Ditambahkan 6 tetes asam sulfat pekat
·         Tidak adanya perubahan
·         Ditambahkan 4 ml methanol
·         Terbentuk endapan putih
·         Dimasukan batu didih
·         Batu didih dalam labu bundar
·         Direfluks larutan campuran pada suhu 60-70  selama 90 menit
·         Larutan tak berwarna
·         Didinginkan hingga suhu kamar
·         Larutan campuran dingin larutan tak berwarna
·         Larutan dipindahkan kedalam corong pisah
·         Larutan berada dalam corong pisah terdapat endapan putih
·         Ditambahkan 5 ml natrium bikarbonat jenuh
·         Terdapat gelembung gas
·         Ditambahkan 5 ml diklorometana
·         Terdapat 2 fasa:
·         Fasa atas: endapan aspirin
·         Fasa bawah tak berwarna
·         Dilakukan ekstraksi
·         Terdapat 2fasa:
·         Fasa atas: air(merah muda seulas)
·         Fasa bawah: organik (tak berwarna)
·         Ditambah diklorometana 3x (5ml)
·         Dipisahkan fasa air dan fasa organik
·         Terdapat 2fasa:
·         Fasa atas: air(merah muda seulas)
·         Fasa bawah: organik (tak berwarna)
·         Ditambahkan natrium sulfat anhidrat
·         Natrium sulfat tidak larut dan terbentuk sedikit gelembung
·         Disaring campuran
·         Filtrat: larutan tak berwarna
·         Residu: endapan putih
·         Dipanaskan fasa organic
·         Larutan menjadi kental
·         Dilakukan Uji KLT dengan eluen etil asetat: n-heksana =1:4
·         Jarak tanda batas ke noda = 2.5 cm
·         Rf =  = 0.625

6            PERHITUNGAN

6.1      Sintesis asam eugenoksiasetat
1.      Penentuan Nilai Rf
Dik : Jarak noda = 1 cm
         Jarak KLT = 4,5 cm
Dit : Rf ?
Jawab:
Nilai R f =
Nilai Rf =  = 0.2222

6.2      Sintesis Metil Salisilat dari tablet aspirin
Dik : Jarak noda = 2,5cm
         Jarak KLT = 4 cm
Dit : Rf ?
Jawab:
Nilai R f =
Nilai Rf =  = 0.625


Gambar 2. persamaan reaksi pembentukan metil salisilat
6.3  Persamaan reaksi







Gambar 3. Persamaan reaksi pembentukan asam eugenokasetat
 





7. PEMBAHASAN
7.1 Eugenol
Minyak cengkeh di Indonesia kegunaannya masih sangat terbatas, sebagai minyak gosok atau penyembuh rasa sakit, sejauh ini minyak cengkeh belum banyak diproses menjadi bahan baku yang lebih bermanfaat sebagai senyawa turunannya. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan nilai tambah minyak atsiri ini melalui isolasi komponen utamanya sehingga memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Sebagai negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk parfum dan sabun melalui industri membutuhkan banyak bahan dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan alternatif dengan memanfaatkan cengkeh sebagai salah satu hasil alam yang sangat melimpah. Salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk sintesis eugenil asetat yang merupakan salah satu campuran bahan dasar dalam industri parfum dan sabun adalah dengan memanfaatkan eugenol yang dihasilkan minyak cengkeh. Eugenol dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri dan farmasi, sebagai penyuci hama dan pembius lokal, dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat vanilin.
         Percobaan kali ini mengenai sintesis asam eugenoksiasetat dari eugenol. Eugenol dapat diperoleh melalui isolasi minyak cengkeh, dengan memisahkan eugenol dari komponen penyusun minyak cengkeh yang lain. Proses sintesis ini dilakukan dengan menambahkan NaOH ke dalam minyak cengkeh. Penambahan ini menghasilkan suatu garam. Pembentukan garam ini terjadi karena eugenol yang bersifat asam dalam minyak cengkeh bereaksi dengan NaOH membentuk garam Na-eugenolat. Garam yang terbentuk tersebut dapat larut dalam air sehingga dapat dipisahkan dari komponen-komponen lain dalam minyak cengkeh yang tidak larut dalam air. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses penggaraman. Kemudian ditambahkan larutan basa yang terdiri dari campuran asam monokloroasetat dan Na2CO3. Serta dipanaskan hingga terbentuk gumpalan seperti karamel. Setelah itu dinetralkan oleh penambahan HCl. Lalu ditambahkan bongkahan es untuk mendapatkan kristal. Kristal yang terbentuk merupakan kristal eugeolyang dapat dipisahkan penambahan etil asetatat, dan diekstraksi menggunakan corong pisah. Dari proses ekstraksi diperoleh 2 lapsan fasa yaitu fasa organi pada bagian atas  dan fasa air pada bagian bawah. Fasa bagian bawah ipisahkan hingga menghasilkan fasa organi. Dalam pengujian produk, dilakukan pengujian KLT. Proses tersebut menghasilkan warna noda yang kecoklatan dengan jarak 1 cm. Noda yang dihasilkan menunjukkan adanya kandungan senyawa asam eugenoksiasetat.
7.2  Metil salisilat
Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau Wintergreen. Metil salisilat tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat adalah turunan dari asam salisilat. Menurut fessenden bahwa reaksi esterifikasi adalah reaksi reversible. Oleh karena itu, campuran reaksi adalah suatu campuran kesetimbangnan dari pereaksi dan hasil reaksi. Untuk membuat reaksi ini berguna untuk sintesa ester, kita harus mendorong kesetimbangan kearah ester. Dilakukan dengan cara menambahkan satu pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan satu atau kedua-dua hasil reaksi. Dalam hal ini dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi, yaitu methanol.
Pada sintesis metal salisilat, kami menggunakan asam salisilat dan methanol sebagai bahan dasar dan asam sulfat pekat sebagai katalis. Prinsip dan reaksi ini adalah esterifikasi yaitu mereaksikan asam salisilat dengan methanol dengan katalis asam sulfat pekat. Sebanyak 4 tablet aspirin digerus. Tujuannya adalah untuk memperbesar luas permukaan agar aspirin lebih mudah untuk bereaksi. Kemudian ditambahkan dengan metanol. Fungsinya adalah untuk membentuk gugus metil yang terdapat dalam metanol. Larutan campuran diaduk dengan stirer supaya homogen. Selanjutnya hasil pengadukan disaring dengan tujuan untuk memisahkan filtrat dari residunya. Setelah itu filtrat ditambahkan asam sulfat yang berfungsi sebagai katalisator atau untuk mempercepat proses esterifikasi. Dipilih asam sulfat pekat karena memiliki esterifikasi yang tinggi dibandingkan dengan asam yang lain.  Lalu direfluks. Fungsinya adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi tanpa mengurangi volume zat yg bereaksi. Selain itu, refluks juga dilakukan selama 90 menit untuk memastikan bahwa pemanasan terjadi secara sempurna. Kemudian didinginkan dan dipisahkan menggunakan corong pisah. Fungsi pemisahan ini adalah untuk memisahkan fasa organik dari fasa airnya. Setelah itu ditambah dengan larutan natrium bikarbonat jenuh dengan tujuan untuk menghilangkan H+ yang sebelumnya berperan sebagai katalis. Lalu ditambahkan DCM yang berfungsi sebagai pengikat air sehingga didapat metil salisilat. Setelah itu di ekstraksi dan ditambahkan lagi DCM untuk memastikan bahwa senyawa yang dihasilakn adalah metil salisilat murni.  Selanjutnya fasa organik (metil salisilat) hasil pemisahan ditambahkan padatan natrium sulfat anhidrat sebagai agen pengering yang dapat mengikat air yang masih bercampur dengan metil salisilat. Setelah itu disaring. Selanjutnya filtrat diupkan di penangas untuk menguapkan air yang masih terkandung didalam metil salisilat. Terakhir dilakukan uji KLT. Fungsinya adalah untuk mengetahui ada tidaknya metil salisilat. Hasilnya adalah terdapat noda dengan jarak 0,6 cm. Noda yang dihasilkan merupakan tanda bahwa terdapat metil salisilat.





















8.      KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
·         Sintesis asam eugenoksiasetat dari Minyak Cengkeh (Eugenol) produk keringnya berupa gumpalan coklat seperti karamel
·         Nilai Rf asam eugenoksiasetat dari Minyak Cengkeh (Eugenol) sebesar 0,2222
·         Metil salisilat dapat diperoleh dari sintesis asam salisilat dengan methanol dengan bantuan H2SO4 pekat berdasarkan prinsip reaksi esterifikasi
·         Nilai Rf metil salisilat dari tablet aspirin 0,625

9.      DAFTAR PUSTAKA
·         Fesenden & Fesenden.1982.Kimia Organik (edisi ketiga) jlid 1.Jakarta.Penerbit Erlangga.
·         Hart craine hart.2003.Kimia Organik (edisi kesebelas).Jakarta.Penerbit Erlangga.
·         Harborne, J. 1987. Metode Fitokimia. ITB: Bandung
·         Keenan, Kleinferter. 1992. Kimia Untuk Universitas : Edisi ke enam jilid 2. Jakarta: Erlangga
·         Vogel.1998. Analisa Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimakro : Edisi ke lima bagian 2.







0 komentar:

Posting Komentar