Kumpulan Laporan Praktikum Kimia

Kamis, 30 Maret 2017

Laporan Praktikum Kimia Anorganik PembahasanSifat koligatif larutan

PembahasanSifat koligatif larutan  adalah sifat  larutan  yang tidak bergantung pada jenis  zatterlarut  tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatiflarutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutannonelektrolit.  Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama denganjumlah   partikel   yang   ada   dalam   larutan   elektrolit,   walaupun   keduanya   mempunyaikonsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Terdapat empatsifat koligatif yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dantekanan   osmotik.   Pada   percobaan   kali   ini   dilakukan   percobaan   tekanan   osmotik   danpenurunan titik beku menggunakan sampel larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9,12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik, selain itu dilakukan pula penentuan massa jenislarutan NaCl dan larutan isotonik.Pada penentuan massa jenis larutan dilakukan dengan menimbang berat larutandalam piknometer. Larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) dibuatterlebih dahulu dengan melarutkan padatan NaCl sebanyak 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 gram dalam100 mL aquades. Massa jenis dari suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerjapada suatu massa dari  suatu satuan volume, oleh karena itu massa jenis dapat didefinisikansebagai berat  tiap satuan volume. Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometerkosong yang bertujuan untuk mengetahui massa pikonometer kosong agar mengetahui massasampel   ketika   dimasukkan   ke   dalam   piknometer.   Setelah   itu   dilakukan   penimbanganpiknometer yang berisi aquades agar diketahui massa aquades untuk mengetahui volumepiknometer.   Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karenaakan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil penimbangan diketahui bahwa semakintinggi konsentrasi larutan maka semakin berat massa larutan tersebut.Pada percobaan selanjutnya adalah tekanan osmotik.  Tekanan osmotik adalahtekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmotik pelarutke dalam larutan melalui membran semipermeabel atau dengan kata lain tekanan yang harusdiberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmosis (pada tekanan 1 atm) ke dalamlarutan tersebut. Membran semipermeabel merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut, sedangkan molekul terlarut akan tertahan. Tekanan osmotik berbandinglurus dengan konsentrasi larutan, semakin tinggi konsentrasi maka tekanan osmotik pun akansemakin besar.Pertama larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v)serta larutan isotonik dimasukkan ke dalam spuit sebanyak  ¼  volume spuit dimana untuklarutan NaCl sebanyak 2,4 mL dan larutan isotonik sebanyak 1,2 mL. Setelah itu jarum spuitditusukkan ke dalam kentang yang telah dibersihkan, kemudian jarum spuit dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi aquades setinggi kentang yang berada dalam jarum spuit selama 1hari. Setelah didiamkan selama satu hari, terjadi penambahan volume larutan dalam spuit, haltersebut   terjadi   karena   terjadi   proses   tekanan   osmotik   dimana   larutan   yang   memilikikonsentrasi lebih rendah akan berpindah ke larutan yang memiliki konsentrasi lebih pekatmelalui membran semipermeabel tetapi pada larutan isotonik tidak terjadi perubahan padavolume spuit karena tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang atau dikatakansebagai   keadaan   isotonik.   Pada   percobaan   ini   digunakan   kentang   sebagai   membransemipermeabel karena kentang hanya dapat ditembus oleh air sedangkan zat terlarut yaitularutan NaCl akan tertahan dan tidak dapat melewati membran. Proses tekanan osmotik yangterjadi jika larutan dalam pipa U adalah:Larutan  yang  mempunyai  tekanan  osmosis  lebih   rendah  dari   yang  lain  disebut  larutanHipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebutlarutan Hipertonis, dan larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonik.Terdapat   beberapa   faktor   yang  dapat   mempengaruhi   tekanan   osmotik   yaitu   konsentrasilarutan, ketebalan membran, dan suhu. Tekanan osmotik larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 1215, dan 18% (b/v) yang didapatkan secara berturut-turut sebesar 25,2298 atm; 50,4595 atm;75,6942 atm; 100,9239 atm; 126,1537 atm; dan 151,3835 atm.Percobaan selanjutnya adalah penurunan titik beku. Penurunan titik beku adalahberkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya, sedangkantitik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarutmurni padat. Pengertian lain penurunan titik beku larutan adalah proses pembekuan suatu zatcair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama laindan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari   zat   terlarut akan  menghasilkan  proses   pergerakan molekul-molekul pelarutterhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebihrendah.Larutan NaCl konsentrasi  3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v)  serta larutan isotonikdisimpan dalam freezer hingga membeku. Untuk membekukan larutan NaCl maka digunakansuhu di bawah 0oC dan membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan denganmembekukan larutan isotonik karena larutan NaCl merupakan campuran dari aquades denganpadatan NaCl dimana aquades sendiri membutuhkan suhu 0oC untuk membeku. Semakinbesar konsentrasi NaCl maka semakin rendah suhu yang dibutuhkan untuk membekukanlarutan dan semakin lama waktu yang dibutuhkan karena semakin banyak campuran NaClyang ditambahkan dalam larutan maka semakin banyak jumlah partikel dalam larutan. Padalarutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik didapatkan hasilpenurunan titik bekunya secara berturut-turut sebesar 4,1  oC, 4,3  oC, 6,7  oC, 8,5  oC, 12,4  oC,17,3 oC, dan 3,5 oC.
Aggraeni,   Febiola.  2014.  Laporan  Praktikum   Sifat  Koligatif   Larutan.   Diakses  melaluihttp://oofebyola.blogspot.com  pada  hari  Sabtu   tanggal  7 November   2015pukul 19.05 wib.Keenan. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press. Solihat, Nur Aini. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat Koligatif Larutan. Diaksesmelalui  http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id  pada   hari   Sabtu   7November 2015 pukul 20.14 wib.Suhendar, Dede. 2013. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.Sunarya, Ikhsanuddin. 2007. Sifat Koligatif Larutan. Jakarta: Erlangga

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK 2 PERCOBAAN KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM



REVIEW JURNAL INTERNASIONAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK 2
PERCOBAAN KINETIKA HALOGENASI ASETON  DENGAN KATALISATOR ASAM

Judul Jurnal Internasional :
KINETIKA KLORINASI ASETON DALAM LARUTAN ENCER

Disusun untuk memenuhi nilai UTS Praktikum Kimia Fisika II
Disusun oleh :
Ayu Annisa Lathifah (1147040014)
Emay Maesaroh (1147040024)
Gilman Ali Reza (1147040031)
Hadya Ayu Hajayasti (1147040032)


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016
 “KINETIKA KLORINASI ASETON DALAM LARUTAN ENCER”

I.     TUJUAN
1.1  Menentukan hukum laju reaksi klorinasi aseton dalam suasana asam.
1.2  Menentukan kurva serapan larutan sebagai fungsi panjang gelombang (λ).
1.3  Menentukan nilai absorbansi dari λ maksimum dengan metode spektrofotometer.
1.4  Membandingkan nilai k percobaan dengan asumsi Bell dan Lidwell.
1.5  Menentukan titik akhir titrasi larutan Klorin dalam larutan buffer.

II.  METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aseton, kalium karbonat, kalium permanganat, asam klorida, asam hipoklorit, klorin monoksida, karbon tertraklorida, sodium iodida, larutan buffer asetat, iodium, natrium tiosulfat, kloroform, kalium iodidat, natrium arsenit, indikator pati-glikolat.
Alat utama yang digunakan yaitu 1 set alat titrasi dan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Vis dimana campuran larutan aseton dan HCl ditambahkan dengan larutan NaI dan Iodium.
Klorin dibuat dari "AnalaR" kalium permanganat dan asam klorida, dicuci dengan air kalium permanganat, dan diserap dalam air konduktivitas. Lalu, larutan klorin disimpan di wadah gelap.
Hipoklorit asam dibuat dengan metode Cady ini. Klorin monoksida disiapkan dengan mengocok oksida merkuri dengan larutan klorin dalam karbon tetraklorida, dan diekstraksi ke dalam air. Asam hipoklorit berair suling disimpan dalam wadah gelap dalam 0º. Kemudian larutan diukur pH. Setelah itu dititrasi oleh natrium arsenit dengan indikator pati-glikolat.
Metode kinetik lebih tepat untuk rentang yang sama dari konsentrasi klorin adalah berdasarkan penurunan penyerapan klorin pada 324 mμ. Pengukuran dilakukan pada 1 cm. bertutup sel kuarsa, yang diisi sepenuhnya dengan solusi, sebuah Unicam SP 500 spektrofotometer yang digunakan dengan kompartemen sel dikendalikan pada 25º sampai 0,05º. Skala instrumen itu terbukti linear di 373 dan 273 mp selama rentang kepadatan optik 0,02-0,3 dengan mengkalibrasi dengan larutan alkali dari kromat.



III.             HASIL PENGAMATAN
Pada sebuah studi singkat tentang klorinasi dalam larutan buffer asetat pada konsentrasi klorin sebesar 10-3 menggunakan metode titrasi. Nilai konsentrasi klorin terhadap waktu menunjukkan percepatan yang cukup di bagian awal reaksi. Studi dari Bell dan Lidwell mempelajari kesesuaian iodinasi, dia mengasumsikan bahwa tahap kedua dan ketiga halogenasi sangat cepat dibandingkan dengan tahap pertama, sehingga dapat dilihat  tingkat pemakaian halogen adalah tiga kali tingkat ionisasi atau enolisasi aseton. Asumsi ini tidak berlaku pada tahap awal reaksi, dan itu menunjukkan perbandingan yang benar antara variasi konsentrasi klorin dengan waktu.


dimana r = v2/ v1 , s = v3 / v1; v1;v2  dan v3 adalah masing-masing konstanta laju orde pertama untuk ionisasi atau enolisasi aseton, monokloroaseton dan 1,1-Dikloroaseton.
v2 dan v3 diketahui hanya melibatkan katalisis dasar antara air dan ion asetat, tapi v1 juga mengandung kontribusi dari asam-katalis dari ion hidrogen dan molekul asam asetat.
Dengan menggunakan nilai-nilai v2 dan v3, Bell dan Lidwell memperoleh bahwa pada tingkat brominasi didapatkan nilai v1 yang benar.  Hal ini dilakukan untuk dua serangkaian percobaan dengan rasio penyangga 1 : 3 dan 3 : 1 dan konsentrasi ion asetat antara 0,05  dan 0,15 M (0,273 M aseton dan kekuatan ion I = 0,2), nilai-nilai yang dihasilkan dari v1 kemudian dilakukan dengan cara yang sama pada konstanta katalitik untuk asam asetat dan ion asetat dalam enolization atau ionisasi aseton, didapatkan hasil k(HOAc) = 3,8 x 10-8 1. mole-1 sec.-1, k(0Ac) - = 8,3 x 10-8 l. mole-1 sec.-1. Nilai-nilai ini sesuai dengan yang  diperoleh oleh Bell dan Lidwell dari iodinasi dari aseton (dikonversi ke dalam unit ini) yaitu k(H0Ac) = 3,4 x 10-8,  k(0Ac-) = 8,1 x 10-8. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa  hasil memiliki kesesuaian yang baik  dengan asumsi Bell dan Lidwell ,sehingga tidak diragukan lagi bahwa dalam hal ini berbagai klorinasi konsentrasi halogen dalam larutan buffer berbanding lurus dengan mekanisme brominasi dan iodinasi.
Pada saat percobaan dengan konsentrasi klorin rendah (<10-5 M) maka digunakan
konsentrasi ion hidrogen dan ion klorida yang tinggi,  ini agar dapat meminimalkan hidrolisis untuk asam hipoklorit dan untuk mendukung suatu laju reaksi halogenasi. Pada e.m.f. yang menurun secara linear dengan waktu, kecuali untuk awal lebih cepat, yang bisa dikarenakan adanya pengotor dalam aseton. Garis linier menunjukkan bahwa reaksi urutan pertama terhadap halogen, dan dari percobaan dengan konsentrasi aseton bervariasi dari 0,003 M sampai  0,015 M menunjukkan bahwa itu juga dari orde pertama dalam aseton. Pada orde kedua memiliki kecepatan yang konstan untuk reaksi antara klorin dan enol, dilihat dari persamaan k2= -78,1 (dE / dt) / KE [SH], di mana E adalah mv dan KE = 2,5 x 10-6,5 .
Metode kinetik lebih tepat untuk rentang yang sama dari konsentrasi klorin adalah berdasarkan penurunan penyerapan klorin pada 324 mμ. Pengukuran dilakukan pada 1 cm. bertutup sel kuarsa, yang diisi sepenuhnya dengan solusi, sebuah Unicam SP 500 spektrofotometer yang digunakan dengan kompartemen sel dikendalikan pada 25º sampai 0,05º. Skala instrumen itu terbukti linear di 373 dan 273 mp selama rentang kepadatan optik 0,02-0,3 dengan mengkalibrasi dengan larutan alkali dari kromat.
Pada percobaan ini tetap reaksi orde nol terhadap yodium sebesar 5 x 10-5 M halogen,  dimana dapat disimpulkan bahwa k1> 106 l.mol-l sec.-l yaitu yodium lebih reaktif dari pada klor terhadap enol, dan mungkin lebih reaktif dari bromin.